Pages

Saturday, May 11, 2013

Dimana Goal Poacher sekarang?


Artikel ini saya tulis karena, jujur, saya rindu dengan sosok striker seperti ini setiap kali menonton pertandingan sepakbola. Di era sepakbola modern sekarang ini, keberadaan striker seperti ini sulit ditemui. Dewasa ini, posisi ini seringkali terlihat hanya sebagai penghangat bangku cadangan. Padahal, sejak tahun 80 hingga awal 2000, posisi ini selalu menjadi momok yang menakutkan bagi bek-bek lawan.


Apa sih Goal Poacher itu?
Goal Poacher identik dengan sebutan striker subur. Dalam permainan sepakbola, posisi ini hanya bertugas sebagai pencetak gol, hanya mencetak gol, itu saja. Mereka tidak begitu banyak terlibat dalam skema strategi permainan sepakbola. Mereka hanya menunggu dan bergerak mencari ruang di kotak pinalti sampai bola datang padanya. Goal Poacher tidak perlu tendangan kuat, tubuh yang besar, ataupun teknik yang tinggi, namun Goal Poacher yang hebat harus memiliki respons yang cepat, penempatan posisi yang tepat, dan kemampuan finishing yang luar biasa, baik itu menggunakan kedua kakinya, kepala, atau bahkan anggota tubuh lainnya. Akibatnya, seorang Goal Poacher selalu mencetak gol yang lebih banyak dibandingkan dengan striker lainnya. Biasanya, dalam formasi, striker ini selalu ditemani striker lain yang memilki tipe yang berbeda (striker yang lebih terlibat dalam skema permainan). 

Siapa aja Goal Poacher yang terkenal?
Di Sepakbola Eropa, ada beberapa pemain yang sangat masyhur karena punya kapasitas baik dalam posisi ini. Gerd Muller, Filippo Inzaghi, Hernan Crespo, Christian Vieri, David Trezeguet, Ruud van Nistelrooy, Andy Cole, Alan Shearer, Robbie Fowler, dll.


Dari nama-nama di atas, berdasarkan pengamatan saya di dunia sepakbola sejak tahun 1999, Filippo Inzaghi dan Ruud van Nistelrooy merupakan yang teratas. Hukumnya haram jika kita bicara tentang Goal Poacher, tapi kita tidak menyebutkan kedua nama di atas. Karena menurut saya, mereka berdualah generasi terakhir Goal Poacher terbaik hingga saat ini. Ciri khas mereka seperti yang sudah saya sebutkan sebelumnya, yaitu, selalu berada di posisi yang tepat untuk mencetak gol, finishing yang luar biasa, dan respon yang cepat. itulah skill utama mereka.

Kalo masih ragu dengan pendapat saya, mari kita liat video2 ini. Perhatikan! hampir semua gol-gol mereka dicetak hanya di sekitar kotak pinalti lawan. Tidak perlu power, tidak perlu lari yang cepat, tidak perlu fisik yang kuat, hanya butuh penyelesaian akhir yang cantik.

Video tentang seluruh gol Super Pippo untuk AC Milan.

 Video yang menunjukkan kualitas Nistelrooy sebagai Goal Poacher sejati. 219 pertandingan 150 gol.

Legenda sepakbola Belanda, Johan Cruyff, pernah berkomentar tentang Super Pippo.
“He scores the most beautiful goals, but he doesn’t have any qualities.”

Dan juga van Nistelrooy.
“He is a great goalscorer. But a poor footballer.”
 
Bahkan Jose Mourinho pernah berkomentar khusus tentang Filippo Inzaghi saat AC Milan akan berhadapan dengan Real Madrid pada tahun 2010,
“He (Massimiliano Allegri) can play with ten strikers if he wants, but if he plays Inzaghi it will be tougher. You have to respect all these players, they can make a difference. I'd just prefer it if 'Pippo' didn't play."

Kalau di Indonesia, saya rasa Ilham Jayakesuma merupakan Goal Poacher terbaik yang pernah
dimiliki Indonesia. Top skorer Piala Tiger tahun 2004 ini memperlihatkan keahliannya sebagai Goal Poacher pada kompetisi tersebut sehingga menggeser tahta Bambang Pamungkas dan Kurniawan Dwi Yulianto sebagai striker utama timnas Indonesia kala itu.




Di bawah ini video pertandingan Malaysia vs Indonesia (1-4), dimana Ilham Jayakesuma mencetak gol ketiga. Gol ini benar-benar memperlihatkan bahwa Ilham memiliki ciri seorang Goal Poacher sejati.


Penyebab hilangnya Goal Poacher saat ini?
Menurut saya, ada 2 hal yang menyebabkan hilang atau berkurangnya Goal Poacher saat ini, yaitu :

      1. Semakin menjamurnya formasi 4-2-3-1 atau 4-4-1-1 di setiap klub di Eropa
Sejak kedatangan Mourinho di Chelsea, formasi ini semakin menjamur di setiap klub di Eropa. Hampir semua tim, menggunakan formasi ini sebagai formasi utama mereka di dalam setiap pertandingan. Formasi ini identik dengan striker tunggal yang biasanya diapit oleh pemain sayap yang seringkali ‘cut inside’ ke dalam kotak pinalti. Namun demikian, karena hanya bermain sendiri, striker dengan posisi ini dituntut untuk memiliki kemampuan yang lebih dibandingkan dengan Goal Poacher murni. Striker tunggal ini biasanya bergerak ke dalam untuk menjemput bola sehingga memberikan ruang pemain tengah untuk melakukan overlapping. Shooting dari luar kotak pinalti, crossing dari sayap pun juga tidak jarang dilakukan striker tunggal ini untuk membuka ruang pertahanan lawan.

Oleh karena itu, dengan keadaan sepakbola modern seperti ini, striker seperti Zlatan Ibrahimovic, Didier Drogba, David Villa, Fernando Torres, Luis Suarez, Robin Van Persie, Radamel Falcao, Carlos Tevez, dan striker yang memiliki kemampuan lebih lainnya lebih disukai dan lebih cocok dengan gaya permainan dan formasi seperti ini dibandingkan striker bertipe Goal Poacher murni. Mereka lebih bisa melakukan duel perebutan bola di udara, body charge, dribble, solo run, atau bahkan shooting luar kotak pinalti dibandingkan Goal Poacher murni.

      2. Sistem pertahanan yang semakin rapat
    Formasi 4-2-3-1 dan 4-4-1-1 ini juga membuat sistem pertahanan tim semakin ketat. Pasalnya, gelandang yang semakin banyak di tengah membuat support gelandang kepada bek semakin besar. Hal ini tentunya akan semakin menyulitkan pergerakan dari seorang striker. Jika striker tersebut tidak memiliki kemampuan untuk duel di udara, solo run, maupun kemampuan individu lain, akan semakin membuat pemain tersebut ‘mati’. Dengan formasi 4-2-3-1 atau 4-4-1-1 pula, sistem pressing semakin mudah dilakukan karena dekatnya jarak antara gelandang dan pemain bertahan. Hal ini tentunya akans semakin menyulitkan Goal Poacher murni untuk dapat mencetak gol secara konstan.
      
    Selain sistem pertahanan akibat formasi 4-2-3-1 yang semakin kuat, secara individu, bek-bek di sepakbola Eropa bisa dibilang semakin kuat dari tahun sebelumnya. 10 tahun lalu, bek-bek hebat selalu di dominasi oleh bek-bek asal Italia (Alessandro Nesta, Paolo Maldini, Fabio Cannavaro, Marco Matterazzi). Pada era sepakbola modern ini, bek-bek berkualitas pun bermunculan dari berbagai macam negara di luar Italia, seperti
a.     Inggris (John Terry, Rio Ferdinand, Gary Cahill),
b.     Spanyol (Gerard Pique, Carles Puyol, Sergio Ramos),
c.     Serbia (Nemanja Vidic, Branislav Ivanovic, Neven Subotic, Mateja Nastasic),
d.     Jerman (Matt Hummels, Jerome Boateng),
e.   Belgia (Daniel Van Buyten, Vincent Kompany, Thomas Vermaelen, Jan Verthongen), dan bahkan
f.     Brazil (Thiago Silva, David Luiz)!!! yang selama ini selalu masyhur dengan gelandang dan striker yang berteknik tinggi.

Munculnya bek-bek perkasa ini, tentunya akan semakin mempersulit seorang Goal Poacher untuk dapat terus bertahan di sepakbola modern ini.

Masih adakah Goal Poacher tersisa?
Saat ini, hanya sedikit Goal Poacher yang tersisa. Menurut pandangan saya, ada beberapa striker yang menurut saya mempunyai potensi untuk menjadi penerus Inzaghi dan Nistelrooy sebagai Goal Poacher.

      1.  Robert Lewandowski
     Striker satu ini mulai naik daun sejak tahun lalu. Performanya pada pertandingan semifinal UCL melawan Real Madrid kemarin, menunjukkan kualitasnya sebagai Goal Poacher sejati. Dengan sedikit pergerakan efektif di dalam kotak pinalti Real Madrid, Lewandowski mampu memperdaya Sergio Ramos, Pepe dan Raphael Varane untuk kemudian mengirim bola bersarang di gawang Diego Lopez sebanyak 4 kali. Oleh karena itu wajar jika Manchester United sangat ingin mendatangkan pemain berpaspor Polandia ini karena tipikal permainannya mirip dengan van Nistelrooy. Hanya saja, pemain satu ini lebih diuntungkan dalam situasi sepakbola modern ini, karena memiliki tubuh yang sedikit lebih tinggi dan kekar dibandingkan Goal Poacher lain.


      2.  Javier ‘Chicharito’ Hernandez
Saya yakin bahwa semua orang sepakat jika nama ini merupakan salah satu Goal Poacher yang berbakat. Gol-gol yang dicetaknya pun sangat ajaib dan terkesan tidak disangka-sangka. Dia membuat seolah-olah bahwa dia selalu tahu kemana arah bola itu akan datang. Namun, saat ini dia harus berjuang memperebutkan posisinya bersaing dengan Daniel Welbeck dan Robin van Persie.



 Semoga di tahun beberapa tahun ke depan akan muncul lagi striker-striker Goal Poacher murni yang akan memberikan warna yang berbeda dalam dunia sepakbola modern ini.

3 comments: