berawal dari rasa eman saya, maka saya buat postingan ini. semoga bisa menjadi bahan pertimbangan rekan-rekan sekalian.
bulan ramadhan memang bulan yang harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. semua pahala dari sebuah amalan baik pun dilipatgandakan. termasuk pahala dari shalat sunnah. shalat yang paling sering dan paling populer pada bulan ramadhan di kalangan kita adalah shalat tarawih.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa melakukan qiyam Ramadhan (shalat tarawih) karena iman dan mencari pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari no. 37 dan Muslim no. 759).
saking utamanya amalan ini, sampai2 Khalifah Umar radhiyallahu 'anhu mengerjakan shalat ini bersama-sama dengan rakyatnya. Dalam prakteknya shalat ini memiliki perbedaan dalam jumlah rakaatnya. karena memang banyak riwayat yang menyebutkannya dalam jumlah yang berbeda-beda pula.
Namun yang akan saya angkat sebagai bahasan bukan masalah rakaat. dalam prakteknya yang sering kita temui di masjid2, banyak saudara-saudara kita yang tidak melanjutkan 'paket' shalat tarawih tersebut dengan shalat witir. dengan maksud, yang bersangkutan ingin melakukan shalat malam lagi pada malam harinya.
so, saya kutipkan beberapa artikel yang insyaAllah bisa menjelaskan dengan cukup rinci.
----------------------------------------------------------------------------
Pertanyaan:
Jika seseorang shalat tarawih berjama’ah bersama imam yang 23 raka’at, namun orang tersebut hanya shalat 11 raka’at saja. Apakah perbuatan ini sesuai dengan sunnah?
Syaikh Abdul ‘Aziz bin Baaz rahimahullah menjawab:
Yang sesuai dengan sunnah adalah tetap mengikuti imam meski ia shalat 23 rakaat. Karena Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
Dari Abu Dzar, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengumpulkan keluarga dan para sahabatnya. Lalu beliau bersabda, “Siapa yang shalat (malam) bersama imam hingga ia selesai, maka ditulis untuknya pahala melaksanakan shalat satu malam penuh.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi. Syaikh Al Albani dalam Al Irwa’ 447 mengatakan bahwa hadits ini shahih)
dalam lafazh yang lain:
“Ditulis baginya pahala shalat di sisa malamnya” (HR. Ahmad, no. 20474)
Maka yang paling afdhal bagi seorang ma’mum adalah mengikuti imam sampai imam selesai. Baik ia shalat 11 rakaat maupun 23 rakaat, atau jumlah rakaat yang lain. Inilah yang paling baik.
Selain itu, shalat tarawih 23 rakaat pernah dilakukan oleh Umar Radhiallahu’anhu dan sahabat yang lain. Ini bukanlah keburukan, bukan pula kebid’ahan. Bahkan shalat tarawih 23 rakaat adalah sunnah Khulafa Ar Rasyidin. Hal ini memiliki dalil dari hadits Ibnu Umar Radhiallahu’anhuma, dari Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam:
“Shalat malam itu dua rakaat-dua rakaat. Jika engkau khawatir akan datanya fajar maka shalatlah 1 rakaat agar jumlah rakaatnya ganjil” (Muttafaqun ‘ilaihi)
bulan ramadhan memang bulan yang harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. semua pahala dari sebuah amalan baik pun dilipatgandakan. termasuk pahala dari shalat sunnah. shalat yang paling sering dan paling populer pada bulan ramadhan di kalangan kita adalah shalat tarawih.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa melakukan qiyam Ramadhan (shalat tarawih) karena iman dan mencari pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari no. 37 dan Muslim no. 759).
saking utamanya amalan ini, sampai2 Khalifah Umar radhiyallahu 'anhu mengerjakan shalat ini bersama-sama dengan rakyatnya. Dalam prakteknya shalat ini memiliki perbedaan dalam jumlah rakaatnya. karena memang banyak riwayat yang menyebutkannya dalam jumlah yang berbeda-beda pula.
Namun yang akan saya angkat sebagai bahasan bukan masalah rakaat. dalam prakteknya yang sering kita temui di masjid2, banyak saudara-saudara kita yang tidak melanjutkan 'paket' shalat tarawih tersebut dengan shalat witir. dengan maksud, yang bersangkutan ingin melakukan shalat malam lagi pada malam harinya.
so, saya kutipkan beberapa artikel yang insyaAllah bisa menjelaskan dengan cukup rinci.
----------------------------------------------------------------------------
Pertanyaan:
Jika seseorang shalat tarawih berjama’ah bersama imam yang 23 raka’at, namun orang tersebut hanya shalat 11 raka’at saja. Apakah perbuatan ini sesuai dengan sunnah?
Syaikh Abdul ‘Aziz bin Baaz rahimahullah menjawab:
Yang sesuai dengan sunnah adalah tetap mengikuti imam meski ia shalat 23 rakaat. Karena Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
Dari Abu Dzar, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengumpulkan keluarga dan para sahabatnya. Lalu beliau bersabda, “Siapa yang shalat (malam) bersama imam hingga ia selesai, maka ditulis untuknya pahala melaksanakan shalat satu malam penuh.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi. Syaikh Al Albani dalam Al Irwa’ 447 mengatakan bahwa hadits ini shahih)
dalam lafazh yang lain:
“Ditulis baginya pahala shalat di sisa malamnya” (HR. Ahmad, no. 20474)
Maka yang paling afdhal bagi seorang ma’mum adalah mengikuti imam sampai imam selesai. Baik ia shalat 11 rakaat maupun 23 rakaat, atau jumlah rakaat yang lain. Inilah yang paling baik.
Selain itu, shalat tarawih 23 rakaat pernah dilakukan oleh Umar Radhiallahu’anhu dan sahabat yang lain. Ini bukanlah keburukan, bukan pula kebid’ahan. Bahkan shalat tarawih 23 rakaat adalah sunnah Khulafa Ar Rasyidin. Hal ini memiliki dalil dari hadits Ibnu Umar Radhiallahu’anhuma, dari Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam:
“Shalat malam itu dua rakaat-dua rakaat. Jika engkau khawatir akan datanya fajar maka shalatlah 1 rakaat agar jumlah rakaatnya ganjil” (Muttafaqun ‘ilaihi)
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam tidak membatasi rakaat shalat malam dengan batasan jumlah tertentu, namun yang beliau katakan:
“Shalat malam itu dua rakaat-dua rakaat”
Namun memang lebih afdhal jika imam mengerjakan shalat tarawih sebanyak 11 rakaat atau 13 rakaat dengan salam setiap 2 rakaat. Karena inilah yang paling sering dipraktekan Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam pada shalat malamnya. Alasan lain, karena shalat tarawih 11 atau 13 rakaat lebih sesuai dengan kondisi kebanyakan orang (tidak terlalu berat, pent) di bulan Ramadhan ataupun di luar bulan Ramadhan. Namun bila ada yang melakukannya lebih dari itu, atau kurang dari itu, tidak masalah. Karena perkara rakaat tarawih adalah perkara yang longgar.
Sumber: http://www.ibnbaz.org.sa/mat/1028
Penerjemah: Yulian Purnama
Artikel www.muslim.or.id
--------------------------------------------------------------------------------------------------------
jika ingin menambah pada akhir malam, maka dia bisa shalat tahajjud, dan cukup baginya witir yang pertama, tidak perlu mengulangi witir dua kali. Cukuplah baginya shalat witir yang dikerjakan bersama imam, dan setelah itu dia tidak dilarang melakukan shalat tahajjud.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
semoga bisa menjadi pertimbangan bagi kita. terutama untuk meraih amalan sebaik-baiknya di bulan ramadhan ini. masih ada amalan2 baik lainnya shadaqah, tilawatil qur'an, dll.
tetap semangat untuk meraih ramadhan terbaikmu :)
“Shalat malam itu dua rakaat-dua rakaat”
Namun memang lebih afdhal jika imam mengerjakan shalat tarawih sebanyak 11 rakaat atau 13 rakaat dengan salam setiap 2 rakaat. Karena inilah yang paling sering dipraktekan Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam pada shalat malamnya. Alasan lain, karena shalat tarawih 11 atau 13 rakaat lebih sesuai dengan kondisi kebanyakan orang (tidak terlalu berat, pent) di bulan Ramadhan ataupun di luar bulan Ramadhan. Namun bila ada yang melakukannya lebih dari itu, atau kurang dari itu, tidak masalah. Karena perkara rakaat tarawih adalah perkara yang longgar.
Sumber: http://www.ibnbaz.org.sa/mat/1028
Penerjemah: Yulian Purnama
Artikel www.muslim.or.id
--------------------------------------------------------------------------------------------------------
jika ingin menambah pada akhir malam, maka dia bisa shalat tahajjud, dan cukup baginya witir yang pertama, tidak perlu mengulangi witir dua kali. Cukuplah baginya shalat witir yang dikerjakan bersama imam, dan setelah itu dia tidak dilarang melakukan shalat tahajjud.
(Al-Muntaqâ min Fatâwâ Fadhilatisy- Syaikh Shâlih bin Fauzân, 4/49-51)
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
semoga bisa menjadi pertimbangan bagi kita. terutama untuk meraih amalan sebaik-baiknya di bulan ramadhan ini. masih ada amalan2 baik lainnya shadaqah, tilawatil qur'an, dll.
tetap semangat untuk meraih ramadhan terbaikmu :)
Mantap kali mas..
ReplyDeleteJadi makin semangat solat taraweh dan tahajud..
Lanjut gan
terimakasih mas mukti.
ReplyDeletesaling mengingatkan bro.
semoga kita bisa mencapai ramadhan terbaik dalam hidup kita di seetiap kesempatan yang diberikan-Nya.
nice share yun :)
ReplyDeletebtw, itu link blog-ku di sebelah kanan diganti yang ini aja...
yang itu ga pernah diurusin lagi ;P
siap ustadzah. saling ngingetin ya :)
ReplyDeletepantesan. udah mati ternyata. haha
ok ditunggu postingannya...