Tropi Liga Champion menjadi impian para setiap pemain yang berlaga di
pentas Eropa. Setiap pemain selalu bermimpi untuk dapat mengangkat dan
mencium tropi yang memiliki sebutan “Big Ears” itu. Rasanya tidak sah
jika bermain dalam sebuah klub besar di benua biru, namun belum sempat mencicipi
nikmatnya mengangkat tropi paling bergengsi di Benua Biru tersebut.
Kompetisi yang telah berlangsung selama bertahun-tahun ini, telah mencatatkan berbagai macam klub dari berbagai macam Negara sebagai juara. Hingga akhir 2011, tercatat :
Real Madrid (9 kali), AC Milan (7 kali), Liverpool (5 kali), dan Bayern Muenchen, Ajax Amsterdam, FC Barcelona (4kali)
Yang berhasil mendapatkan penghargaan berupa UEFA badge of honour sebagai tim di Eropa yang paling banyak menjuarai kompetisi ini.
Tahun ini, 2012, UEFA Champions League telah memasuki fasa akhir. Final tahun ini diselenggarakan di kota Muenchen dengan mempertemukan raksasa Jerman Bayern Muenchen dengan kekuatan dari tanah Britania Raya Chelsea FC.
Tahun ini, saya sangat berharap Chelsea FC dapat membawa pulang tropi tersebut ke Stamford Bridge. Dan saya rasa Chelsea sangat pantas untuk mendapatkannya. Yap, saya memang seorang Chelsea fans. Namun alasan saya mengatakan tentang kepantasan Chelsea tersebut bukanlah tanpa alasan yang kuat.
Memang benar, Chelsea merupakan tim yang masih “hijau” di kompetisi ini. Dari sisi keikutsertaannya pun, Chelsea masih kalah jauh jika dibandingkan dengan Bayern Muenchen. Namun dalam 10 tahun terakhir, Chelsea menjelma menjadi sebuah kekuatan baru di Eropa.
Sejak dibeli oleh Roman Abramovich di tahun 2003, Chelsea mulai menyusun kekuatannya dengan melakukan pembelian-pembelian sporadis. Di tahun 2004, Jose Mourinho ditunjuk sebagai manajer Chelsea. Disinilah titik pembangunan karakter klub berjuluk The Blues tersebut dimulai. Jose Mourinho mendatangkan pemain-pemain muda berbakat ke tim ini sebut saja Didier Drogba, Arjen Robben, Petr Cech, Ashley Cole, Jose Bosingwa, Michael Essien, Salomon Kalou, Florent Malouda, Jose Bosingwa, Ricardo Carvalho, Paulo Ferreira, John Obi Mikel, dll.
Tidak hanya melakukan pembelian pemain, Mourinho juga menerapkan pola khas permainannya pada Chelsea, cenderung menunggu bola kemudian melakukan counter attack. Petr Cech, John Terry, Frank Lampard dan Didier Drogba di plot menjadi poros utama tim ini. Mourinho meninggalkan Chelsea di tahun 2007 akibat kesalahpahamannya dengan Roman. Namun poros utama dan skema permainannya masih sangat melekat pada Chelsea hingga kini sekalipun Chelsea sudah berganti pelatih hingga delapan kali.
Di awal musim 2011-2012, Andres Villas Boas memegang kendali Chelsea. Dia berusaha mengubah gaya main Chelsea untuk memegang bola lebih lama. Namun ketidaksabaran Roman membuat pelatih muda ini dipecat di awal Maret dan kursi manajer sementara pun jatuh ke tangan Roberto Di Matteo. Setelah diangkat sebagai caretaker, Di Matteo mengembalikan Chelsea ke gaya permainannya yang lama.
Alhasil, dengan pola ini, Chelsea berhasil meraih tropi Premier League dalam 2 tahun berturut-turut di tahun 2005 dan 2006 serta sekali di tahun 2010. Lalu bagaimana dengan UEFA Champions League?
Musim 2004-2005 : merupakan tahun pertama Chelsea dengan skuad dan skema Mourinho.
Perdelapan Final : Chelsea harus bertemu Barcelona yang saat itu masih diperkuat sang penyihir Ronaldinho. Walaupun sempat dibuat kagum dengan gol “megal-megol”nya Ronaldinho, Chelsea akhirnya berhasil lolos ke perempat final dengan agregat 5-4. Ini merupakan salah satu pertandingan Chelsea yang paling menegangkan.
Perempat Final : Chelsea diuji oleh salah satu tim pemegang badge of honour, yaitu Bayern Muenchen. Chelsea berhasil lolos ke semifinal dengan kemenangan 4-2 di Stamford Bridge dan kalah 2-3 di Muenchen.
Semifinal : Chelsea kembali diuji oleh tim pemegang badge of honour lainnya, Liverpool. Namun disini, Chelsea harus menyerah dengan agregat 0-1. Gol “Hantu” Luis Garcia tersebut masih terus terbayang dalam benak Jose Mourinho.
Di musim ini, Liverpool berhasil mengangkat tropi bergengsi tersebut di Istanbul. Peristiwa ini sangat dikenang oleh para Liverpudlian dengan sebutan Miracle of Istanbul.
Musim 2005-2006 :
Perdelapan Final : Chelsea kembali bertemu Barcelona. Namun, di tahun ini, Chelsea gagal melewati raksasa Spanyol tersebut. Chelsea kalah dengan agregat 2-3.
Di musim ini Barcelona era Rijkaard dan Ronaldinho juara dengan mengalahkan Arsenal di Final dengan skor 2-1 di Paris, Perancis.
Musim 2006-2007 :
Perdelapan Final : Chelsea berhasil lolos dengan mengalahkan mantan tim asuhan Jose Mourinho, Porto, dengan agregat 3-2.
Perempat Final : Chelsea kembali melaju ke semifinal Liga Champion nya yang ketiga, setelah mengalahkan wakil finalis di tahun 2001, Valencia, dengan agregat 3-2.
Semifinal : Kembali, Chelsea harus bertemu Liverpool. Tim yang semakin kuat dengan kedatangan Fernando Torres di tahun itu. Goal Joe Cole menggenapkan kemenangan Chelsea di leg pertama. Namun Chelsea kalah 0-1 di leg kedua dan memaksa pertandingan hingga adu penalti. Saat adu penalty, Chelsea kalah dengan skor 1-4. Kekalahan ini merupakan laga terakhir Jose Mourinho bersama Chelsea di ajang UEFA Champions League hingga saat ini.
Di musim ini, terjadi ulangan final tahun 2005, kali ini kota Athena menjadi saksinya. Namun “Miracle of Athena” tidak terjadi bagi kubu Liverpool. Liverpool harus menyerah 1-2 dari AC Milan. Pulanglah si telinga lebar itu ke San Siro setelah tahun 2003.
Musim 2007-2008 : Musim pertama Chelsea tanpa Jose Mourinho. Namun, skema dan gaya yang dimainkan Chelsea masih lekat dengan aroma the special one.
Perdelapan Final : Chelsea melangkah mudah dengan mengalahkan Olimpiacos dengan agregat 3-0
Perempat Final : meski sempat kalah 1-2 di leg pertama, Chelsea berhasil melaju dengan mengalahkan Fenerbahce 2-0 di leg kedua.
Semi Final : Chelsea kembali bertemu Liverpool untuk kali ketiga. Namun tahun ini berbeda dengan dua pertemuan sebelumnya di level yang sama. Bermain imbang 1-1 di Anfield, Chelsea berhasil lolos dengan mengalahkan Liverpool 3-2 di Stamford Bridge. Dengan ini, untuk kali pertama Chelsea lolos ke Final Liga Champion Eropa!
Final : Di Moskow, Chelsea bertemu dengan seterunya di Liga Inggris, Manchester United. Ini merupakan All English Final kali pertama dalam sejarah Liga Champion Eropa. Saat itu United masih diperkuat Cristiano Ronaldo dan Carlos Tevez. Bermain imbang 1-1 dalam waktu normal, dan tidak adanya gol dibabak perpanjangan waktu, memaksa Liga Champions musim itu harus diselesaikan dengan adu penalty.
Adu penalty ini bisa dibilang merupakan salah satu adu penalty yang sangat menegangkan. Setelah Cristiano Ronaldo gagal mengeksekusi tendangan penalty bagi MU, seluruh pendukung Chelsea bersorak gembira. Hal ini sangat kontradiktif mengingat performanya dimusim itu sangat menakjubkan. Namun, disaat Chelsea fans bersiap menyambut trofi Liga Champions pertamanya, justru John Terry yang ditunjuk sebagai algojo terakhir terpeleset saat menendang dan membuat bola melebar sedikit hingga mengenai tiang gawang. Padahal, di saat yang bersamaan Edwin Van Der Sar sudah salah langkah. Saat penalty memasuki fasa suddendeath, intimidasi Van Der Sar kepada Anelka sebelum menendang berbuah baik untuk MU. Anelka pun gagal. “Big Ears” kembali ke tangan Sir Alex Ferguson untuk kali kedua sejak 1999.
Musim 2008-2009 : Chelsea berniat kembali ke Final untuk menghapuskan penasarannya musim lalu
Perdelapan Final : Chelsea berhasil menyingkirkan wakil Italia, Juventus, dengan agregat 3-2. Bermodalkan kemenangan 1-0 di Stamford bridge, Chelsea berhasil menahan La Vecchia Signora di rumahnya dengan skor 2-2.
Perempat Final : Chelsea kembali bertemu Liverpool dan Rafael Benitez. Inilah Episode keempat antara Chelsea dan Liverpool di ajang Liga Champions Eropa. Tiket Semifinal sepertinya akan mudah diperoleh bagi Chelsea setelah berhasil mengalahkan Liverpool 3-1 di Anfield. Namun, kenyataannya berbeda, Chelsea dipaksa bekerja keras oleh Liverpool. Saling serang antara kedua kubu terus berlangsung hingga pertandingan berakhir dengan skor 4-4 di Stamford Bridge. Bagi saya, ini merupakan pertandingan Chelsea kontra Liverpool paling seru.
Semifinal : Chelsea kembali bertemu dengan Barcelona. Namun kali ini, Barcelona memiliki kekuatan yang berbeda, jauh lebih mengerikan dari era Rijkaard. Pep Guardiola datang memberikan warna yang berbeda untuk Barcelona. Begitu juga dengan kematangan seorang Samuel Eto’o, Lionel Messi, Andres Iniesta, Xavi Hernandez, Carles Puyol membuat Barcelona semakin mengerikan. Dengan menghempaskan Bayern Muenchen 4-0 di Nou Camp, menjadikan Barcelona favorit di semifinal. Namun Chelsea mampu meredam permainan cantik Barcelona, skor 0-0 di Nou Camp pun menjadi modal yang berharga bagi Chelsea. Asa untuk kembali ke final pun muncul, setelah Chelsea mampu mencuri gol di awal pertandingan di Stamford bridge. Namun Chelsea gagal mempertahankan keunggulan setelah di injury time, Andres Iniesta mencetak gol cantik yang dimana itu juga merupakan satu-satunya shot on goal Barcelona kala itu. Namun pertandingan ini dipenuhi kontroversi akibat keteledoran wasit Tom Henning Ovrebo. 4 klaim penalty Chelsea yang tidak dikabulkan dan kartu merah Abidal lahir dari keputusannya.
Final musim ini diselenggrakan di Roma, mempertemukan Manchester united dengan Barcelona. Barcelona benar-benar tampil luar biasa. Anak asuh Sir Alex Ferguson tidak mampu berbuat banyak. Trofi pun kembali ke Catalan. Saat itu pula, Barcelona mencatatkan diri sebagai tim Spanyol pertama yang mampu melakukan treble winner.
Musim 2009-2010 :
Perdelapan Final : Chelsea reuni dengan pelatih tersuksesnya, Jose Mourinho yang waktu itu menangani Inter Milan. Jose Mourinho kenal betul dengan mantan anak asuhnya. Ia mampu membuat Chelsea tidak berkutik, totally outplayed. Kali ini Chelsea harus tersingkir dengan agregat 1-3.
Final musim ini diselenggarakan di Santiago Bernabeu, Madrid, mempertemukan antara Bayern Muenchen vs Inter Milan. Inter Milan berhasil menghempaskan Bayern Muenchen dengan skor 2-0. Hasil ini merupakan treble kedua bagi Jose Mourinho dan kali pertama untuk Inter Milan dan tim Italia.
Musim 2010-2011 :
Perdelapan Final : Chelsea lolos dengan mudah setelah menyingkirkan FC Kopenhagen dengan aggregate 2-0.
Perempat Final : di babak ini, Chelsea kembali bertemu dengan Manchester United. Namun kali ini, MU terlalu perkasa untuk Chelsea yang sedang limbung. Chelsea harus tersingkir dengan agregat 1-3.
Final diselenggarakan di Wembley Stadium, London, antara Manchester United dan Barcelona. Final ini juga merupakan ulangan final dua tahun sebelumnya di Roma. Pada pertandingan ini, Barcelona kembali mengalahkan MU dengan skor meyakinkan 3-1. Barcelona kembali membawa pulang trofi yang lepas di tahun sebelumnya.
Musim 2011-2012 :
Chelsea berhasil masuk final setelah menyingkirkan “The Mighty Barcelona”. Dan harus bertemu dengan raksasa Jerman, Bayern Muenchen, yang telah menyingkirkan klub tersukses di Liga Champion Eropa, Real Madrid.
Bagi yang memandang sebelah chelsea, Sejarah dalam 8 tahun terakhir inilah yang membuat saya berpendapat Chelsea pantas meraihnya tahun ini :
-Chelsea merupakan salah satu tim yang konsisten dalam 10 tahun terakhir di Liga Champion Eropa. 3 semifinal dan 2 final dalam 8 tahun terakhir dengan komposisi pemain inti yang relatif sama. Ini mirip dengan apa yang dilakukan AC Milan (tahun 2003-2007), Barcelona (2006-sekarang), Manchester United (2004-2011), Real Madrid (tahun 1998-2002), dan Liverpool (2005-2009)
-Dalam 9 tahun terakhir, tim yang mengandaskan Chelsea di selalu masuk final dan sebagian besarnya juara. Jika tidak, Chelsea sendiri yang masuk final. Menunjukkan bahwa Chelsea punya kemampuan untuk menjadi finalis dan juara.
-Pemain Chelsea seperti Petr Cech, John Terry, Frank Lampard, Michael Essien, Florent Malouda, John Obi Mikel, Salomon Kalou, Didier Drogba, dll. lebih berpengalaman dibandingkan dengan pemain-pemain Bayern Muenchen. Praktis hanya Bastian Schweinsteiger yang pernah bertemu Chelsea di tahun 2005. Pengalaman ini, akan menjadi modal yang berharga bagi Chelsea.
Sekalipun tahun ini Chelsea tahun ini banyak kehilangan pemain di final, pengalaman akan menjadi modal yang utama. Hasil imbang 2-2 melawan Barcelona di Nou Camp, menunjukkan mental Frank Lampard dkk sudah sangat kuat menilik apa-apa yang telah dialami mereka. Jika berhasil membawa pulang trofi, maka akan menjadi modal yang sangat berharga bagi Chelsea dalam pembangunan klub ke depannya.
Kompetisi yang telah berlangsung selama bertahun-tahun ini, telah mencatatkan berbagai macam klub dari berbagai macam Negara sebagai juara. Hingga akhir 2011, tercatat :
Real Madrid (9 kali), AC Milan (7 kali), Liverpool (5 kali), dan Bayern Muenchen, Ajax Amsterdam, FC Barcelona (4kali)
Yang berhasil mendapatkan penghargaan berupa UEFA badge of honour sebagai tim di Eropa yang paling banyak menjuarai kompetisi ini.
Tahun ini, 2012, UEFA Champions League telah memasuki fasa akhir. Final tahun ini diselenggarakan di kota Muenchen dengan mempertemukan raksasa Jerman Bayern Muenchen dengan kekuatan dari tanah Britania Raya Chelsea FC.
Tahun ini, saya sangat berharap Chelsea FC dapat membawa pulang tropi tersebut ke Stamford Bridge. Dan saya rasa Chelsea sangat pantas untuk mendapatkannya. Yap, saya memang seorang Chelsea fans. Namun alasan saya mengatakan tentang kepantasan Chelsea tersebut bukanlah tanpa alasan yang kuat.
Memang benar, Chelsea merupakan tim yang masih “hijau” di kompetisi ini. Dari sisi keikutsertaannya pun, Chelsea masih kalah jauh jika dibandingkan dengan Bayern Muenchen. Namun dalam 10 tahun terakhir, Chelsea menjelma menjadi sebuah kekuatan baru di Eropa.
Sejak dibeli oleh Roman Abramovich di tahun 2003, Chelsea mulai menyusun kekuatannya dengan melakukan pembelian-pembelian sporadis. Di tahun 2004, Jose Mourinho ditunjuk sebagai manajer Chelsea. Disinilah titik pembangunan karakter klub berjuluk The Blues tersebut dimulai. Jose Mourinho mendatangkan pemain-pemain muda berbakat ke tim ini sebut saja Didier Drogba, Arjen Robben, Petr Cech, Ashley Cole, Jose Bosingwa, Michael Essien, Salomon Kalou, Florent Malouda, Jose Bosingwa, Ricardo Carvalho, Paulo Ferreira, John Obi Mikel, dll.
Tidak hanya melakukan pembelian pemain, Mourinho juga menerapkan pola khas permainannya pada Chelsea, cenderung menunggu bola kemudian melakukan counter attack. Petr Cech, John Terry, Frank Lampard dan Didier Drogba di plot menjadi poros utama tim ini. Mourinho meninggalkan Chelsea di tahun 2007 akibat kesalahpahamannya dengan Roman. Namun poros utama dan skema permainannya masih sangat melekat pada Chelsea hingga kini sekalipun Chelsea sudah berganti pelatih hingga delapan kali.
Di awal musim 2011-2012, Andres Villas Boas memegang kendali Chelsea. Dia berusaha mengubah gaya main Chelsea untuk memegang bola lebih lama. Namun ketidaksabaran Roman membuat pelatih muda ini dipecat di awal Maret dan kursi manajer sementara pun jatuh ke tangan Roberto Di Matteo. Setelah diangkat sebagai caretaker, Di Matteo mengembalikan Chelsea ke gaya permainannya yang lama.
Alhasil, dengan pola ini, Chelsea berhasil meraih tropi Premier League dalam 2 tahun berturut-turut di tahun 2005 dan 2006 serta sekali di tahun 2010. Lalu bagaimana dengan UEFA Champions League?
Musim 2004-2005 : merupakan tahun pertama Chelsea dengan skuad dan skema Mourinho.
Perdelapan Final : Chelsea harus bertemu Barcelona yang saat itu masih diperkuat sang penyihir Ronaldinho. Walaupun sempat dibuat kagum dengan gol “megal-megol”nya Ronaldinho, Chelsea akhirnya berhasil lolos ke perempat final dengan agregat 5-4. Ini merupakan salah satu pertandingan Chelsea yang paling menegangkan.
Perempat Final : Chelsea diuji oleh salah satu tim pemegang badge of honour, yaitu Bayern Muenchen. Chelsea berhasil lolos ke semifinal dengan kemenangan 4-2 di Stamford Bridge dan kalah 2-3 di Muenchen.
Semifinal : Chelsea kembali diuji oleh tim pemegang badge of honour lainnya, Liverpool. Namun disini, Chelsea harus menyerah dengan agregat 0-1. Gol “Hantu” Luis Garcia tersebut masih terus terbayang dalam benak Jose Mourinho.
Di musim ini, Liverpool berhasil mengangkat tropi bergengsi tersebut di Istanbul. Peristiwa ini sangat dikenang oleh para Liverpudlian dengan sebutan Miracle of Istanbul.
Musim 2005-2006 :
Perdelapan Final : Chelsea kembali bertemu Barcelona. Namun, di tahun ini, Chelsea gagal melewati raksasa Spanyol tersebut. Chelsea kalah dengan agregat 2-3.
Di musim ini Barcelona era Rijkaard dan Ronaldinho juara dengan mengalahkan Arsenal di Final dengan skor 2-1 di Paris, Perancis.
Musim 2006-2007 :
Perdelapan Final : Chelsea berhasil lolos dengan mengalahkan mantan tim asuhan Jose Mourinho, Porto, dengan agregat 3-2.
Perempat Final : Chelsea kembali melaju ke semifinal Liga Champion nya yang ketiga, setelah mengalahkan wakil finalis di tahun 2001, Valencia, dengan agregat 3-2.
Semifinal : Kembali, Chelsea harus bertemu Liverpool. Tim yang semakin kuat dengan kedatangan Fernando Torres di tahun itu. Goal Joe Cole menggenapkan kemenangan Chelsea di leg pertama. Namun Chelsea kalah 0-1 di leg kedua dan memaksa pertandingan hingga adu penalti. Saat adu penalty, Chelsea kalah dengan skor 1-4. Kekalahan ini merupakan laga terakhir Jose Mourinho bersama Chelsea di ajang UEFA Champions League hingga saat ini.
Di musim ini, terjadi ulangan final tahun 2005, kali ini kota Athena menjadi saksinya. Namun “Miracle of Athena” tidak terjadi bagi kubu Liverpool. Liverpool harus menyerah 1-2 dari AC Milan. Pulanglah si telinga lebar itu ke San Siro setelah tahun 2003.
Musim 2007-2008 : Musim pertama Chelsea tanpa Jose Mourinho. Namun, skema dan gaya yang dimainkan Chelsea masih lekat dengan aroma the special one.
Perdelapan Final : Chelsea melangkah mudah dengan mengalahkan Olimpiacos dengan agregat 3-0
Perempat Final : meski sempat kalah 1-2 di leg pertama, Chelsea berhasil melaju dengan mengalahkan Fenerbahce 2-0 di leg kedua.
Semi Final : Chelsea kembali bertemu Liverpool untuk kali ketiga. Namun tahun ini berbeda dengan dua pertemuan sebelumnya di level yang sama. Bermain imbang 1-1 di Anfield, Chelsea berhasil lolos dengan mengalahkan Liverpool 3-2 di Stamford Bridge. Dengan ini, untuk kali pertama Chelsea lolos ke Final Liga Champion Eropa!
Final : Di Moskow, Chelsea bertemu dengan seterunya di Liga Inggris, Manchester United. Ini merupakan All English Final kali pertama dalam sejarah Liga Champion Eropa. Saat itu United masih diperkuat Cristiano Ronaldo dan Carlos Tevez. Bermain imbang 1-1 dalam waktu normal, dan tidak adanya gol dibabak perpanjangan waktu, memaksa Liga Champions musim itu harus diselesaikan dengan adu penalty.
Adu penalty ini bisa dibilang merupakan salah satu adu penalty yang sangat menegangkan. Setelah Cristiano Ronaldo gagal mengeksekusi tendangan penalty bagi MU, seluruh pendukung Chelsea bersorak gembira. Hal ini sangat kontradiktif mengingat performanya dimusim itu sangat menakjubkan. Namun, disaat Chelsea fans bersiap menyambut trofi Liga Champions pertamanya, justru John Terry yang ditunjuk sebagai algojo terakhir terpeleset saat menendang dan membuat bola melebar sedikit hingga mengenai tiang gawang. Padahal, di saat yang bersamaan Edwin Van Der Sar sudah salah langkah. Saat penalty memasuki fasa suddendeath, intimidasi Van Der Sar kepada Anelka sebelum menendang berbuah baik untuk MU. Anelka pun gagal. “Big Ears” kembali ke tangan Sir Alex Ferguson untuk kali kedua sejak 1999.
Musim 2008-2009 : Chelsea berniat kembali ke Final untuk menghapuskan penasarannya musim lalu
Perdelapan Final : Chelsea berhasil menyingkirkan wakil Italia, Juventus, dengan agregat 3-2. Bermodalkan kemenangan 1-0 di Stamford bridge, Chelsea berhasil menahan La Vecchia Signora di rumahnya dengan skor 2-2.
Perempat Final : Chelsea kembali bertemu Liverpool dan Rafael Benitez. Inilah Episode keempat antara Chelsea dan Liverpool di ajang Liga Champions Eropa. Tiket Semifinal sepertinya akan mudah diperoleh bagi Chelsea setelah berhasil mengalahkan Liverpool 3-1 di Anfield. Namun, kenyataannya berbeda, Chelsea dipaksa bekerja keras oleh Liverpool. Saling serang antara kedua kubu terus berlangsung hingga pertandingan berakhir dengan skor 4-4 di Stamford Bridge. Bagi saya, ini merupakan pertandingan Chelsea kontra Liverpool paling seru.
Semifinal : Chelsea kembali bertemu dengan Barcelona. Namun kali ini, Barcelona memiliki kekuatan yang berbeda, jauh lebih mengerikan dari era Rijkaard. Pep Guardiola datang memberikan warna yang berbeda untuk Barcelona. Begitu juga dengan kematangan seorang Samuel Eto’o, Lionel Messi, Andres Iniesta, Xavi Hernandez, Carles Puyol membuat Barcelona semakin mengerikan. Dengan menghempaskan Bayern Muenchen 4-0 di Nou Camp, menjadikan Barcelona favorit di semifinal. Namun Chelsea mampu meredam permainan cantik Barcelona, skor 0-0 di Nou Camp pun menjadi modal yang berharga bagi Chelsea. Asa untuk kembali ke final pun muncul, setelah Chelsea mampu mencuri gol di awal pertandingan di Stamford bridge. Namun Chelsea gagal mempertahankan keunggulan setelah di injury time, Andres Iniesta mencetak gol cantik yang dimana itu juga merupakan satu-satunya shot on goal Barcelona kala itu. Namun pertandingan ini dipenuhi kontroversi akibat keteledoran wasit Tom Henning Ovrebo. 4 klaim penalty Chelsea yang tidak dikabulkan dan kartu merah Abidal lahir dari keputusannya.
Final musim ini diselenggrakan di Roma, mempertemukan Manchester united dengan Barcelona. Barcelona benar-benar tampil luar biasa. Anak asuh Sir Alex Ferguson tidak mampu berbuat banyak. Trofi pun kembali ke Catalan. Saat itu pula, Barcelona mencatatkan diri sebagai tim Spanyol pertama yang mampu melakukan treble winner.
Musim 2009-2010 :
Perdelapan Final : Chelsea reuni dengan pelatih tersuksesnya, Jose Mourinho yang waktu itu menangani Inter Milan. Jose Mourinho kenal betul dengan mantan anak asuhnya. Ia mampu membuat Chelsea tidak berkutik, totally outplayed. Kali ini Chelsea harus tersingkir dengan agregat 1-3.
Final musim ini diselenggarakan di Santiago Bernabeu, Madrid, mempertemukan antara Bayern Muenchen vs Inter Milan. Inter Milan berhasil menghempaskan Bayern Muenchen dengan skor 2-0. Hasil ini merupakan treble kedua bagi Jose Mourinho dan kali pertama untuk Inter Milan dan tim Italia.
Musim 2010-2011 :
Perdelapan Final : Chelsea lolos dengan mudah setelah menyingkirkan FC Kopenhagen dengan aggregate 2-0.
Perempat Final : di babak ini, Chelsea kembali bertemu dengan Manchester United. Namun kali ini, MU terlalu perkasa untuk Chelsea yang sedang limbung. Chelsea harus tersingkir dengan agregat 1-3.
Final diselenggarakan di Wembley Stadium, London, antara Manchester United dan Barcelona. Final ini juga merupakan ulangan final dua tahun sebelumnya di Roma. Pada pertandingan ini, Barcelona kembali mengalahkan MU dengan skor meyakinkan 3-1. Barcelona kembali membawa pulang trofi yang lepas di tahun sebelumnya.
Musim 2011-2012 :
Chelsea berhasil masuk final setelah menyingkirkan “The Mighty Barcelona”. Dan harus bertemu dengan raksasa Jerman, Bayern Muenchen, yang telah menyingkirkan klub tersukses di Liga Champion Eropa, Real Madrid.
Bagi yang memandang sebelah chelsea, Sejarah dalam 8 tahun terakhir inilah yang membuat saya berpendapat Chelsea pantas meraihnya tahun ini :
-Chelsea merupakan salah satu tim yang konsisten dalam 10 tahun terakhir di Liga Champion Eropa. 3 semifinal dan 2 final dalam 8 tahun terakhir dengan komposisi pemain inti yang relatif sama. Ini mirip dengan apa yang dilakukan AC Milan (tahun 2003-2007), Barcelona (2006-sekarang), Manchester United (2004-2011), Real Madrid (tahun 1998-2002), dan Liverpool (2005-2009)
-Dalam 9 tahun terakhir, tim yang mengandaskan Chelsea di selalu masuk final dan sebagian besarnya juara. Jika tidak, Chelsea sendiri yang masuk final. Menunjukkan bahwa Chelsea punya kemampuan untuk menjadi finalis dan juara.
-Pemain Chelsea seperti Petr Cech, John Terry, Frank Lampard, Michael Essien, Florent Malouda, John Obi Mikel, Salomon Kalou, Didier Drogba, dll. lebih berpengalaman dibandingkan dengan pemain-pemain Bayern Muenchen. Praktis hanya Bastian Schweinsteiger yang pernah bertemu Chelsea di tahun 2005. Pengalaman ini, akan menjadi modal yang berharga bagi Chelsea.
Sekalipun tahun ini Chelsea tahun ini banyak kehilangan pemain di final, pengalaman akan menjadi modal yang utama. Hasil imbang 2-2 melawan Barcelona di Nou Camp, menunjukkan mental Frank Lampard dkk sudah sangat kuat menilik apa-apa yang telah dialami mereka. Jika berhasil membawa pulang trofi, maka akan menjadi modal yang sangat berharga bagi Chelsea dalam pembangunan klub ke depannya.
suka ga suka, saya juga lebih milih Chelsea buat jadi jawara tahun ini
ReplyDeletesoalnya Bayern udah pernah juara, jadi bagi2 trophy lahh.. hahhaa
jadinya juara kan prib???hehehe
ReplyDelete